----- Original Message -----
From: Fandy Dawenan
To: mitra-jaringan@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 15, 2010 5:42 PM
Dear friends, ini ada info dari kami di Makassar
Turunkan Penumpang Tunanetra, Garuda Indonesia Didemo
Rabu, 15 September 2010 - 11:07 wib
JAKARTA – Kantor maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Jalan Slamet Riyadi, Kota Makassar, didatangi puluhan penyandang cacat tunanetra, Rabu (15/ 9/2010).
Aksi para tunanetra ini dilakukan buntut dari perlakuan maskapai milik pemerintah yang menurunkan seorang penumpang tunanetra bernama Irwan Subena pada Selasa 14 September pukul 12.15 Wita kemarin saat hendak terbang dari Makassar ke Denpasar.
Berdasarkan penuturan koordinator aksi, Abdurrahman, kala itu Irwan dipaksa turun oleh seorang pilot Garuda dengan nomor GA 607771 bernama Sumanto. Menurut Sumanto, orang tunanetra dilarang menaiki pesawat Garuda Indonesia.
“Pihak Garuda telah bersikap diskriminatif terhadap penyandang cacat dan tidak memahami Undang-Undang Penerbangan tahun 2009. Kami menuntut agar pilot Sumanto dipecat,” tegas Abdurrahman dalam orasinya.
Aksi puluhan orang yang tak bisa melihat dengan normal ini akhirnya mendapat tanggapan dari pihak Garuda. Melalui Kepala Cabang Makassar, Rismon, Garuda Indonesia meminta maaf.
“Atas kejadian ini kami memohon maaf. Kejadian tersebut disebabkan awak kabin kami yang keliru. Sekali lagi kami mohon maaf,” tandas Rismon.
Setelah mendengarkan pernyataan Rismon tersebut, para pendemo akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Rencananya, mereka akan menyeret kasus ini ke lembaga hukum.
Blog ini memuat berita-berita tentang tunanetra atau yang terkait dengan ketunanetraan dan Pertuni.
Kamis, 16 September 2010
Rabu, 15 September 2010
PERNYATAAN SIKAP ATAS MENINGGALNYA SEORANG TUNANETRA
PERNYATAAN SIKAP
PERSATUAN TUNANETRA INDONESIA (PERTUNI)
ATAS TRAGEDI MENINGGALNYA SEORANG TUNANETRA
PADA ACARA OPPEN HOUSE PRESIDEN RI
DI ISTANA NEGARA, 10 SEPTEMBER 2010
1. Pertuni menyatakan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Sdr. Joni Malela, pada pelaksanaan Open House Presiden RI di Istana Negara 10 Setember 2010. Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang paling damai di sisi Tuhan, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
2. Pertuni mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi Kepada Presiden RI atas berkenannya menerima para Tunanetra untuk menghadiri Open House yang diselenggarakan.
3. Terlepas dari apa penyebab yang sesungguhnya dari meninggalnya Sdr. Joni Malela tersebut, Pertuni menyesalkan tragedi tersebut, dan kiranya hal ini tidak akan terulang dimasa mendatang.
4. Pertuni menghimbau kepada semua pihak agar kiranya peristiwa tersebut tidak diperbesar dan tidak dipolitisir untuk hal-hal yang mengarah pada kepentingan tertentu.
5. Dalam hal pelaksanaan Open House tahun mendatang, hendaknya pihak Istana dapat meningkatkan pengamanan bagi para peserta, terlebih bagi kalangan berkebutuhan khusus seperti Tunanetra.
6. Pertuni mengusulkan kepada Bapak Presiden RI agar pada pelaksanaan Open House selanjutnya, hendaknya tidak dibarengi dengan pemberian santunan dan semacamnya, yang dapat mengurangi makna silaturahmi dan melenceng dari makna Idul Fitri.
7. Apabila selaku Presiden RI bermaksud tetap melanjutkan pemberian santunan, Infaq, Sodaqoh, zakat dan semacamnya, Pertuni mengusulkan agar kiranya dapat dilakukan dengan cara yang elegan yang lebih menghormati martabat kalangan tunanetra. Dalam hal ini PERTUNI mengusulkan agar pelaksanaan pembagian tersebut dapat diserahkan pengelolaannya kepada lembaga ketunanetraan dengan tetap melakukan koordinasi dengan pihak Istana.
8. Jika bantuan tersebut berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan secara lebih nyata, hendaknya kepedulian tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja dan kesempatan kerja bagi tunanetra.
9. Pertuni menghimbau kepada segenap Tunanetra agar tidak menodai makna silaturahmi di hari Idul Fitri dengan hal-hal yang bersifat materi dan charity, serta mengedepankan etika dan tetap menghargai Istana sebagai simbol Negara.
Jakarta, 17 september 2010
Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI)
DR. Didi Tarsidi, Ketua Umum
PERSATUAN TUNANETRA INDONESIA (PERTUNI)
ATAS TRAGEDI MENINGGALNYA SEORANG TUNANETRA
PADA ACARA OPPEN HOUSE PRESIDEN RI
DI ISTANA NEGARA, 10 SEPTEMBER 2010
1. Pertuni menyatakan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Sdr. Joni Malela, pada pelaksanaan Open House Presiden RI di Istana Negara 10 Setember 2010. Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang paling damai di sisi Tuhan, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
2. Pertuni mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi Kepada Presiden RI atas berkenannya menerima para Tunanetra untuk menghadiri Open House yang diselenggarakan.
3. Terlepas dari apa penyebab yang sesungguhnya dari meninggalnya Sdr. Joni Malela tersebut, Pertuni menyesalkan tragedi tersebut, dan kiranya hal ini tidak akan terulang dimasa mendatang.
4. Pertuni menghimbau kepada semua pihak agar kiranya peristiwa tersebut tidak diperbesar dan tidak dipolitisir untuk hal-hal yang mengarah pada kepentingan tertentu.
5. Dalam hal pelaksanaan Open House tahun mendatang, hendaknya pihak Istana dapat meningkatkan pengamanan bagi para peserta, terlebih bagi kalangan berkebutuhan khusus seperti Tunanetra.
6. Pertuni mengusulkan kepada Bapak Presiden RI agar pada pelaksanaan Open House selanjutnya, hendaknya tidak dibarengi dengan pemberian santunan dan semacamnya, yang dapat mengurangi makna silaturahmi dan melenceng dari makna Idul Fitri.
7. Apabila selaku Presiden RI bermaksud tetap melanjutkan pemberian santunan, Infaq, Sodaqoh, zakat dan semacamnya, Pertuni mengusulkan agar kiranya dapat dilakukan dengan cara yang elegan yang lebih menghormati martabat kalangan tunanetra. Dalam hal ini PERTUNI mengusulkan agar pelaksanaan pembagian tersebut dapat diserahkan pengelolaannya kepada lembaga ketunanetraan dengan tetap melakukan koordinasi dengan pihak Istana.
8. Jika bantuan tersebut berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan secara lebih nyata, hendaknya kepedulian tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja dan kesempatan kerja bagi tunanetra.
9. Pertuni menghimbau kepada segenap Tunanetra agar tidak menodai makna silaturahmi di hari Idul Fitri dengan hal-hal yang bersifat materi dan charity, serta mengedepankan etika dan tetap menghargai Istana sebagai simbol Negara.
Jakarta, 17 september 2010
Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI)
DR. Didi Tarsidi, Ketua Umum
Langganan:
Postingan (Atom)