Jumat, 24 Oktober 2014

Generasi Muda Tunanetra, Pemimpin Indonesia Masa Depan




DPP Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) menyelenggarakan  pertemuan lanjutan mahasiswa tunanetra tingkat nasional pada tanggal 23-25 Oktober 2014. Kegiatan ini dilaksanakan di Wisma PGI, Jl. Teuku Umar No.17, Cikini, Jakarta dengan dihadiri oleh 17 mahasiswa tunanetra yang merupakan perwakilan dari 9 propinsi di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

Sebagai organisasi kemasyarakatan, Pertuni sangat menyadari  betapa pentingnya melakukan pembinaan  generasi muda.  Dalam hal ini, Pertuni membidik para mahasiswa tunanetra.  Salah satu langkah yang dilakukan dalam proses pembinaan tersebut adalah dengan menyelenggerakan Pertemuan Mahasiswa Tunanetra tingkat Nasional.

Pertama kali, Pertemuan Mahasiswa Tunanetra diadakan pada bulan Oktober 2013. Pada pertemuan tersebut, para mahasiswa tunanetra yang hadir bersepakat untuk membentuk Asosiasi Mahasiswa Tunanetra guna mendorong para mahasiswa tunanetra untuk lebih berperan aktif  dalam mengampanyekan pendidikan tinggi yang inklusif di daerah masing-masing. Selain itu, kehadiran Asosiasi Mahasiswa Tunanetra juga diharapkan dapat menjadi wahana dalam melahirkan kader pemimpin  tunanetra di masa depan. Untuk mendorong terwjudnya hal tersebut, maka DPP Pertuni kembali memfasilitasi mahasiswa tunanetra untuk bertemu dan berdiskusi guna mempertajam visi, misi, serta program-program kegiatan yang kelak dapat dilakukan oleh Asosiasi Mahasiswa Tunanetra.

Pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut terbagi dalam enam sesi. Agenda utamanya, yaitu penyusunan program kerja Asosiasi Mahasiswa Tunanetra, sesi konsultasi bimbingan karier, serta pemaparan tentang organisasi Pertuni. Di samping itu, pertemuan ini juga menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya.  Salah satunya, Arif Maftuhin, direktur  pusat layanan disabilitas UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta yang akan memaparkan mengenai pentingnya pusat layanan disabilitas di perguruan tinggi.  Untuk memperkenalkan isu Hak Asasi Manusia dan advokasi kepada peserta, diundang pula Sandra Moniaga, Komisioner Komnas HAM dan Tigor Hutapea dari LBH Jakarta.  Bukan hanya itu. Pada hari kedua, terdapat sesi  dialog mahasiswa dengan DR. Alana zambon, evaluator independent program higher education (ICEVI). Dalam dialog ini akan ditanyakan bagaimana tunanetra mengakses pendidikan tinggi di Indonesia, berdasarkan situasi  di kampus masing-masing peserta yang hadir.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi
1.      Aria Indrawati, Ketua Umum DPP Pertuni 081511478478
2.      Mahretta Maha: Ketua II dan Pelaksana Harian DPP Pertuni: 081219935244

Tidak ada komentar:

Posting Komentar