Kamis, 25 Desember 2008

Federasi Tunanetra Jerman Bantu 60 Tunanetra Aceh

Republika, Selasa, 20 Desember 2005

Banda Aceh-RoL –
Federasi tunanetra Jerman, menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan kepada sebanyak 60 orang kaum senasib (tunanetra) dari berbagai kabupaten/kota
di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni).

"DPP Pertuni telah bekerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri untuk meringankan beban masyarakat tunanetra di NAD, terutama mereka
yang telah kehilangan tempat tinggal dalam musibah gempa dan tsunami akhir tahun lalu," kata Ketua tim bantuan untuk masyarakat tunanetra NAD, Tri Bagio,
di Banda Aceh, Selasa.

Bantuan untuk masyarakat tunanetra di NAD itu berhasil dikumpulkan pasca bencana alam gempa dan tsunami, 26 Desember 2004, itu atas kerjasama dengan berbagai
pihak, seperti Ikatan Alumni Sekolah Luar Biasa (SLB) Pemalang, Christofel Blinden Mission (CBS) dan Federasi Tunanetra Jerman.

Disebutkan, bantuan masa tanggap darurat yang disalurkan dari Tunanetra Jerman dan donatur lainnya itu antara lain berupa alat tulis Braille sebanyak 280
buah, mesin ketik kepada tujuh SLB, tongkat putih 280 buah dan beasiswa untuk 52 siswa yatim piatu selama setahun dengan nilai sebesar Rp50.000/bulan.
Selanjutnya, bantuan sembako senilai Rp200.000/orang untuk lebih dari 272 orang serta peralatan rumah tangga bagi yang sudah berkeluarga masing-masing
senilai Rp50.000 kata Tri Bagio.

Bantuan lainnya yang disumbangkan federasi tunanetra Jerman pada masa rekonstruksi, tambah dia, antara lain merenovasi terhadap 75 unit rumah tunanetra
dengan rincian masing-masing memperoleh sebesar Rp10.000.000/unit. Sebanyak 27 unit rumah tunanetra yang rusak parah akan dibangun kembali dengan rincian
anggaran masing-masing memperoleh bantuan sebesar Rp28.000.000, kata Tri Bagio.

Selain itu, Pertuni juga menurunkan tim layanan lemah penglihatan (low vision) untuk mengidentifikasi jumlah penyandang lemah penglihatan baik dari anak-anak
maupun kelompok orang dewasa di provinsi ujung paling barat Indonesia ini. "Tim itu dibentuk guna mengetahui jumlah penyangdang lemah penglihatan dan teknik
penanganannya baik secara medis, rehabilitasi dan pendidikan akibat bencana alam tsunami," kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar